AFGHAN: mayoritas wanita di penjara karena DIPERKOSA

AFGHAN: mayoritas wanita di penjara karena DIPERKOSA

http://www.independent.co.uk/news/world ... 00658.html

WANITA AFGHAN DIPENJARA KARENA MENJADI KORBAN PEMERKOSAAN


Zirdana, kanan, dgn puteranya dan Saliha, tengah, di penjara Lashkar Gah

Di Lashkar Gah, mayoritas tahanan wanita menjalani 20 tahun hukuman penjara karena dipaksa nge-sex. Terri Judd mengunjungi mereka dan mendengarkan cerita2 sedih mereka.

Monday, 18 August 2008; Dikucilkan dari keluarga dan desanya, Saliha dinyatakan bersalah melarikan diri dari rumah dan mengadakan hubungan zinah. 'Kejahatan' yg pertama dihukum penjara maximal 10
thn, dan yg kedua dihukum penjara maximal 20 thn. Ini adalah tuduhan yg paling umum yg dikenakan terhdp tahanan2 wanita di Afghanistan.

Sistim hukum di Afghan (yg berdasarkan Islam itu) tidak membedakan antara mereka yg diserang dan mereka yg kabur dgn lelaki pilihan mereka.

Kolonel Ghulam Ali, pejabat tinggi penjara tsb mengatakan dgn tegas bahwa ia mendukung sistim ini karena, katanya, "Di Afghanistan, hubungan sex, entah dipaksa atau tidak, adalah sebuah KEJAHATAN, karena AJARAN ISLAM SUDAH MENETAPKANNYA DEMIKIAN."

Dilanjutkannya, "Saya pikir ini bagus. Begitu banyak penyakit kotor didunia ini spt HIV disebabkan oleh hubungan zinah."

Namun ada upaya2 perbaikan. Sebuah dewan shura yg terdiri dari wanita barusan ini dibentuk di provinsi Helmand utk membantu memerangi ketidakadilan terhdp wanita korban pemerkosaan, agar diperlakukan sbg korban dan tidak sbg penjahat. Orang2 INGGRIS dan pemerintah Afghan juga sedang membentuk proyek2 akomodasi yg memenuhi HAM bagi 400 penghuni penjara lelaki maupun wanita. TAPI ini semua tidak berarti bagi mereka yg masa depannya sudah hancur oleh sistim Islam yg sudah mengakar di negeri itu.

Penghuni penjara paling muda adalah gadis 13 tahun. Ia dikelilingi anak2 kecil, yg harus berada disana dgn ibu2 mereka kalau tidak ada sanak saudara yg menjemput anak2 itu. Mereka hanya memiliki karpet, dua selimut, peralatan memasak seadanya dan dua bungkus roti/hari. Mereka tidak memiliki fasilitas medis, kamar mandi, listrik maupun air minum.

Zirdana, 25, sambil menghibur puteranya berusia 5 thn, menunjuk pada luka2nya yg sedang dimakan lalat. Bocah mungil itu baru berusia 2 bln ketika ibunya dinyatakan bersalah membunuh suaminya/ayah bocah tsb. Zirdana dinikahkan pada suaminya pada usia TUJUH sbg barter penyelesaian sengketa keuangan. Ia melahirkan anak pertamanya pada usia 11 dan ia sedang hamil anak ke-4 ketika suaminya menghilang dan ia dituduh membunuh suaminya.

Didekatnya duduk Dorkhani, 55, menangis terus menerus sampai air matanya nampak dari bawah jera2 burqanya. Ia menikah selama 40 thn dgn lelaki kaya dari Nowzad tapi harus melarikan diri ke Lashkar Gah setelah terjadi sengketa keluarga. Ketika suaminya kembali ke Nowzad, utk mencoba meminta uangnya kembali, ia tiba2 menghilang. "MEreka yg membunuh suami saya, mereka memegang uangnya dan mereka yg memenjarakan saya. Saya 100% tidak bersalah. Saya tidak punya seorangpun yg merawat saya."

Laporan tahun ini oleh Womankind, Taking Stock: Afghan Women and Girls Seven Years On, menunjukkan bahwa serangan domestik terhdp wanita mencapai proporsi epidemi – 87% wanita Afghan mengeluh dilecehkan oleh suami mereka, 1/2nya bersifat seksual. Lebih dari 60% perkawinan merupakan paksaan dan 57% pengantin berusia dibawah 16. Kebanyakan gadis2 ini menjadi barter utk mengatasi sebuah hutang atau membalas kejahatan. Afghanistan adalah satu2nya negara di dunia ini dgn angka bunuh diri wanita lebih tinggi dari pria.

Ssaat ia diantar kembali ke selnya, Dorkhani mengangkat burqa-nya dan menunjukkan wajahnya yg tua dirusak matahari dgn air mata dan pandangan mata yg mengundang iba : "Tolong, tolong sampaikan nasib kami ini kpd siapapun yg peduli dan bantu kami."